MANADO (Tribunmanado.co.id) — Senator Maya Olivia Rumantirmengaku prihatin dengan kondisi Sulawesi Utara. Menurut anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sulut ini, Bumi Nyiur Melambai butuh pemimpin (kepala daerah) yang menjadi panutan
untuk memulihkan kembali degradasi moral di masyarakat.
Mantan artis yang giat dalam pelayanan Tuhan ini mengatakan
sangat menyayangkan adanya banyak kejadian pembunuhan yang melibatkan orang
dekat.
Mulai dari pembunuhan istri oleh suami hingga siswa yang
tega membunuh guru.
Kondisi sosial itu dibeberkan Maya saat berkunjung ke Kantor
Tribun Manado di Jalan AA Maramis, Kairagi Dua, Mapanget, Manado, Minggu
(24/11/2019) sore.
Maya disambut Pemimpin Redaksi Sigit Sugiharto, Manajer
Liputan Muhammad Choiruman dan Manajer Produksi Lodie Tombeg serta jajaran
redaksi.
Berikut wawancara eksklusif dengan sang senator asal Sulut.
Menurut Anda apa sebenarnya persoalan yang sedang dihadapi
masyarakat Sulut?
Dengan adanya kejadian tersebut (pembunuhan orang dekat),
maka bisa mengambil kesimpulan telah terjadi degradasi moral di sini (Sulut).
Terutama pendidikan moral. Bukan hanya moral Pancasila
tetapi moral dalam rumah tangga.
Keluarga adalah rumah pendidikan yang utama.
Nah, kalau di rumah tangga terjadi kekacauan, maka anak-anak
pun akan bingung.
Mau melihat keteladanan dan figur yang mana.
Biasanya, favorit laki-laki ke ayah dan anak perempuan ke
ibu.
Kalau orangtua buruk perilakunya, maka anak-anak akan
bingung.
Selain di keluarga, apa saja yang mempengaruhi moral
perilaku masyarakat di suatu daerah?
Agar tercipta 'atmosfer' yang baik di sebuah daerah itu,
maka dimulai dari pemimpin (kepala daerah).
Harus ada fokus memperhatikan keberhasilan di segala bidang.
Saya setuju dengan Presiden Joko Widodo yang memprioritaskan
pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Karena keberhasilan bukan hanya dari segi ekonomi, tetapi
yang utama adalah SDM.
Kualitas SDM perlu ditingkatkan.
Bagaimana kalau pemimpin daerah tidak mengerti.
Sudah beri keteladanan atau tidak dalam keluarga?
Pimpinan daerah harus memiliki keluarga atau rumah tangga
yang hidup rukun.
Menurut Anda untuk merombak dan membuat Sulut semakin baik
lagi, daerah butuh pemimpin seperti apa?
Pertama pemimpin harus takut akan Tuhan.
Kalau dengan Tuhan saja dia tidak takut, bagaimana dengan
yang lain?
Lalu, kerukunan itu dimulai dari keluarga.
Ketika rukun dalam keluarga, maka selanjutnya juga akan
rukun.
Kita harus menyadari hanya bersama Tuhan kita bisa selamat.
Kembali lagi mengenai kehidupan keluarga.
Contohnya, agar keluarga bisa rukun setiap saat, kalau kita
berani menikah, maka kita juga harus berani setia.
Dan yang harus kita ubah itu jangan berani melakukan
kesalahan kemudian takut berbuat baik.
Kita harus berani berbuat baik dan takut berbuat kesalahan.
Perubahan dimulai dari diri sendiri.
Memang baik menjadi orang penting. Tetapi, lebih penting
lagi menjadi orang baik.
Keteladanan sangat penting dalam keluarga. Keluarga menjadi
dasar kerukunan dan kesejahteraan di masyarakat.
Kalau keluarga rukun, maka dia tidak akan bikin ribut di
masyarakat.
Untuk mewujudkan Sulut Bersinar seperti yang Anda katakan
tadi, apa saja yang perlu dilakukan?
Salah satunya peran media dalam membangun kualitas
pemerintah, khususnya Tribun Manado, kepada pemerintahan di Sulut.
Tentu pemerintah tidak selalu berjalan dengan baik, sehingga
membutuhkan media sebagai alat kontrol.
Media saat ini, banyak sekali yang hanya mengagungkan
pemerintahan tanpa mau mengkritik dengan tujuan baik.
Hal ini termasuk sebuah kejahatan teroganisir.
Jangan mau digunakan untuk pencitraan saja.
Kalau bagus ya bilang bagus, kalau tidak berjalan dengan
baik ya dikritik.
Hal ini penting untuk membantu memperbaiki permasalahan di
Sulut.
Jangan dulu berpikir memajukan Sulut.
Permasalahan di dalam Sulut sendiri harus diselesaikan lebih
dulu.
Kembali lagi, kualitas moral ini salah satunya bisa
diperbaiki dengan memunculkan kembali figur teladan di Sulut.
Karena kalau anak-anak saja sudah sulit mendapatkan figur
yang bisa diteladani, ketika mereka besar nanti pasti bingung mau menjadi sosok
seperti apa.
Figur teladan itu bisa didapatkan dari rumah, yakni hubungan
antaranggota keluarga dipertahankan agar tetap harmonis.
Para pemimpin di daerah harus taat agama dan takut kepada
Tuhan. Dan inilah yang paling sulit.
Harapannya, Sulut yang dikenal sebagai daerah religius tidak
tinggal jargon saja.
Terakhir Bu, tahun depan Pilkada Sulut, apa Anda siap maju
menjadi calon gubernur?
Kalau soal itu (maju pilgub) tanya ke masyarakat.
Apakah (rakyat) siap memenangkan pemerintahan yang bersih
atau tidak.
Pemimpin yang bersih atau tidak.
Kalau saya, tidak usah ditanya. Karena kerinduan saya ada di
sini (Sulut).
Bukan sekadar menjadi DPD atau gubernur, tetapi pemberian
diri.
Bagaimana kita bisa hidup bersama-sama dengan rakyat kita.
Kita harus membuat rakyat siap dulu (menghadapi pilkada yang
bersih).
Sementara itu, dinamika politik begitu cepat jelang Pilkada
Serentak 2020.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey menyatakan siap maju di
Pilgub Sulut.
Kesiapan ini diungkapkan saat ia berkunjung ke Dumoga Raya,
Kabupaten Bolmong, Minggu (24/11/2019).
"Kalau Tuhan berkenan saya siap maju lagi," kata
Olly.
Ditanya target suara untuk BMR, Olly menunjuk Yasti
Soepredjo Mokoagow.
"Jang tanya pa kita (jangan tanya saya), tanya pa (ke)
komandan lapangan," kata dia sambil tertawa yang disambut tawa pula oleh
Yasti.
Dalam kesempatan perkunjungan ke sejumlah gereja di Dumoga,
Olly meminta dukungan warga Bolmong untuk maju di pilgub.
Bupati Yasti mengatakan, ia siap all out mendukung Olly di
Pilgub dengan segala konsekuensi.
"Saya ini kan politisi," kata dia.
Yasti, bahkan mengatakan semua unsurnya siap mendukung penuh
Olly yang bakal maju bersama ODSK (Olly Dondokambey-Steven Kandouw).
Persaingan di Minsel
Partai Golkar Minahasa Selatan (Minsel) menutup pendaftaran
bakal calon bupati dan wakil bupati yang diproyeksikan bertarung dalam Pilkada
2020.
Pendaftaran yang digelar selama dua pekan ini diikuti oleh
lima kandidat, yakni:
==Michaela Elsiana Paruntu,
==Ventje Tuela,
==Frankli Pasla,
==Roby Sangkoy, dan terakhir
==Royke Sondakh.
Untuk cabup, Golkar kemungkinan besar mengusung Michaela
Elsiana Paruntu atau biasa disapa MEP.
Persaingan ketat akan terjadi pada posisi calon wakil
bupati.
Tapi, terdengar kabar Golkar berpeluang besar akan
memasangkan paket MEP-Roso (Royke Sondakh) untuk menghadapi jagoan dari partai
lain.
Sejauh ini, Roso adalah salah satu kandidat yang paling
aktif 'menjual' namanya di kalangan masyarakat Minsel.
Ketua Kadin Minsel sudah sejak beberapa bulan lalu menggelar
kegiatan sosial.
Siapa lawan MEP-Roso?
Ketua PDIP Sulut Olly Dondokambey dalam kunjungannya ke Desa
Kekenturan Barat, Kecamatan Motoling, Kabupaten Minsel, Sabtu (23/11/2019),
menyebut partai ini sudah pasti akan mengusung Franky Donny Wongkar (FDW)
sebagai cabup.
Namun, soal papan dua, Dondokambey belum memastikan siapa
pendamping FDW.
Namun, sumber internal memberikan bocoran bahwa partai
berlambang banteng ini sudah bersiap memasangkan paket FDW-AGK (Asiano Gemy
Kawatu).
Jika Pilkada Minsel hanya ada dua pasang calon, maka
dipastikan pesta demokrasi lima tahunan ini bakal berlangsung panas.
Simon Monarek, pemerhati politik Minsel mengatakan, pilkada
yang hanya ada dua pasangan akan berjalan menarik.
"Saya kira ini yang akan terjadi di Minsel," ujar
dia, Minggu kemarin.
Menurutnya, Ketua Golkar Sulut Christiany Eugenia Paruntu
sudah sejak jauh hari memberi sinyal akan memasang MEP sebagai cabup.
Olly juga sudah memberi lampu hijau untuk mengusung FDW.
"Meski memang selain figur FDW, masih ada pula sosok
AGK yang juga punya basis massa militan dari para simpatisan PDIP.
Untuk figur papan dua, PDIP punya banyak stok, antara lain
Steven Lumowa yang sudah teruji berhasil menahkodai PDIP Minsel," kata
dia.
Kemudian sosok Frangky Lelengboto yang juga selain punya
basis massa fanatik dan Sandra Rondonuwu yang merupakan keterwakilan unsur
gender.
Belajar dari Khofifah
Alfons Kimbal, Pengamat Politik dari Unsrat mengatakan,
Senator Sulut Maya Rumantir masuk bursa Pilgub Sulut 2020 adalah wajar.
Partai mana Maya akan berlabuh atau menggunakan jalur
perseorangan (independen) masih menjadi tanda tanya.
Pada dasarnya setiap warga negara terpanggil untuk ikut
serta dalam proses berdemokrasi.
Kabar soal majunya Maya Rumantir, sah-sah saja dan sesuatu
yang sangat wajar di alam demokrasi.
Walaupun pernah gagal saat maju dalam kompetisi Pilgub Sulut
2014, bukan berarti tak akan beruntung dalam Pilkada Serentak 2020.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Mantan Menteri
Sosial ini sempat kalah bertarung pasa pilgub sebelumnya di daerahnya.
Namun ketika maju kembali, ia berhasil duduk sebagai orang
nomor satu di Jatim.
Jika memang bertekad maju kembali, Maya harus mengevaluasi
kekalahan pada tahun 2014, begitu pula kekuatan-kekuatan yang didapat lalu
harus di-upgrade lagi.
Tim harus dipersiapkan secara matang dan mantap. Harus lihat
apa saja kekurangan saat berkompetisi pada lima tahun lalu dan sesegara
dievaluasi.
Pasti akan ada partai yang akan meminang Maya. Bagaimanapun
Maya masih mempunyai massa yang militan di Nyiur Melambai.
(art/dru/dik/ara)
Posting Komentar untuk "Maya Rumantir Beber Syarat-syarat Jadi Gubernur Sulut, Ada Satu Yang Paling Sulit"